Penjualan rumah pribadi baru di Singapura turun 27% di bulan Oktober dari bulan September, lapor Channel News Asia, berdasarkan data yang dirilis oleh Urban Redevelopment Authority (URA).

Menurut data URA, para pengembang hanya menjual 928 unit di bulan Oktober (955 unit termasuk kondominium eksekutif), dibandingkan dengan 1.270 unit di bulan sebelumnya.

Namun, jika dibandingkan dari tahun ke tahun, angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 84,9%.

Rumah baru yang terjual pada bulan Oktober di Core Central Region (CCR) meningkat tiga kali lipat menjadi 182 unit dari bulan September, yang merupakan angka terbesar sejak Maret 2016, dengan warga Singapura membeli 133 unit di antaranya.

Para analis mengatakan bahwa kinerja yang baik ini terutama disebabkan oleh peluncuran proyek-proyek baru di daerah tersebut, termasuk Midtown Bay Residences, Neu at Novena dan Royalgreen. Peluncuran baru lainnya di bulan ini adalah Midwood, yang berada di Outside of Central Region (OCR)

Kurangnya peluncuran proyek-proyek besar di pinggiran kota dan segmen pasar massal seperti OCR bisa jadi merupakan faktor penyebab penurunan penjualan, ujar kepala riset dan konsultasi OrangeTee and Tie, Christine Sun.

"Volume penjualan cenderung lebih rendah ketika lebih banyak proyek-proyek mewah diluncurkan pada bulan tertentu, karena harga yang lebih tinggi dan keterjangkauan yang lebih rendah," katanya.

Data URA Realis menunjukkan bahwa tahun ini terdapat 104 penjualan rumah baru non-landed yang mencapai harga S$5 juta ke atas, yang merupakan angka tertinggi sejak 155 rumah yang dibeli dari bulan Januari hingga Oktober 2011, tambah Sun.

Transaksi-transaksi besar, seperti pembelian apartemen termahal di Singapura oleh James Dyson, memberikan kontribusi pada "sentimen positif yang signifikan bagi penjualan pengembang," kata analis properti Ong Kah Seng.

"Terlepas dari ketidakpastian perdagangan global dan geopolitik, kami percaya permintaan untuk rumah pribadi di Singapura masih relatif stabil mengingat ketatnya pasar tenaga kerja, tingkat suku bunga yang menguntungkan, dan neraca keuangan rumah tangga yang relatif sehat," ujar Tricia Song, kepala riset Colliers International untuk Singapura.

Ong percaya bahwa properti di Singapura akan menjadi lebih menarik bagi pembeli asing yang menginginkan investasi yang stabil.

"Daya tarik internasional properti residensial Singapura semakin meningkat karena menawarkan stabilitas jangka panjang untuk semua profil pembeli, termasuk dari orang asing yang menghindari investasi di Hong Kong karena gejolak sosial yang meningkat di kota itu," katanya.


Bagikan postingan ini: